Kisah Kedai Es Krim Mixue, Dibangun Mahasiswa Bermodal Duit Nenek Rp 7,5 Juta

Read Time:3 Minute, 22 Second

petdir.us, Jakarta Toko minuman keras di China Mixue cukup populer karena harganya yang relatif murah. Zhong Hongchao telah berhasil mengembangkan bisnisnya sejak ia masih mahasiswa, Beroperasi sejak tahun 1997.

Pasar teh Tiongkok akan bernilai hampir 40 miliar dolar AS pada tahun 2021, tiga kali lipat dari kopi. Setelah 25 tahun berdiri, Mixue saat ini memiliki lebih dari 21.000 toko di Tiongkok.

Tujuan merek ini adalah untuk berekspansi lebih jauh ke luar negeri dengan mendaftarkan merek dagang di sekitar 30 pasar, termasuk Jepang, Eropa, Amerika Serikat, Kyrgyzstan, dan Uzbekistan.

Asal usul Mixue Bingcheng

Menurut Bnews, Hongchao bekerja paruh waktu pada tahun 1997 di sebuah toko minuman dingin khusus es serut pada Selasa (27/12/2022). Dari pengalaman tersebut lahirlah ide baru untuk mendirikan toko teh dan es krim.

Untuk menunjang bisnis cucunya, nenek Hongchao akhirnya memberinya 4.000 yuan atau sekitar 483 dolar AS (Rp 7,5 juta). Karena itu, Zhang kembali ke Chengdu setelah lulus universitas dan membuka toko es krim.

Toko bernama “Cold Flowing Beard” ini merupakan pendahulu dari Mixue Bingcheng. Perjalanan pengusaha Zhang Hongchao telah dimulai.

Karena modal awal terbatas, mendirikan toko sangatlah mudah. Saat itu yang ada hanya lemari es, beberapa bangku, dan meja lipat.

Bahkan mesin es serut untuk membuat es serut dirakit sendiri oleh Hongchao dengan mesin, meja, dan pemotong yang dibeli terpisah. Produk utama toko ini juga sangat umum, terutama es serut, es krim, dan es krim.

Setelah usahanya berangsur membaik, ia memulai usaha teh susu di warungnya.

Tuan Hong Lei dapat memperoleh penghasilan lebih dari 100 yuan sehari, namun lambat laun ia menemukan masalah saat bekerja di industri es krim. Ini laku di musim panas, tapi mungkin tidak populer di musim dingin. Akibatnya, toko pertamanya terpaksa tutup.

Setahun kemudian, Hong Kong membuka toko kedua dan mengubah nama toko tersebut menjadi Mu Binh Sen. Mixu Bingcheng berarti “istana es yang terbuat dari salju manis” dalam bahasa Cina.

Mixue berlogo manusia salju menjual es krim, kini menjual produk seperti es krim campur teh, teh susu, dan teh buah.

Teh, susu, dan es krim Mixue populer dengan harga murah, terutama di kalangan konsumen Tiongkok yang memiliki belanja terbatas karena pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

Di daratan Tiongkok, mixer ini dijual hanya dengan harga 7 yuan atau sekitar 97 sen AS. Sementara itu, teh lemon dan jeruk nipis masing-masing dihargai 6 yuan dan 4 yuan. Rata-rata minuman yang dijual hanya 6-8 yuan.

Selain harga minumannya yang murah, rendahnya biaya waralaba juga berguna bagi Mixue dalam memperluas kesadaran dan kehadirannya.

Pada tahun 2021, Mixue membuka lebih dari 7.000 cabang dan dengan cepat meningkatkan jumlah toko menjadi 21.619 pada bulan Maret 2022. Pada akhir tahun, Mixue diperkirakan akan mencapai 30.000 toko.

Selain itu, pendapatan Mixue meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 10,3 miliar yuan pada tahun 2021. Merek ini telah memperluas bisnisnya di luar negeri dan terdaftar di Bursa Efek Shenzhen.

“Kunci” untuk mempertahankan profitabilitas Mixue yang stabil terletak pada strategi pengadaan dan produksinya. Mixue memiliki dapur pusat yang dekat dengan pemasoknya yang mengelola setiap langkah mulai dari pengadaan, pemrosesan hingga pengiriman ke toko waralaba. Pabrik pengolahan jeruk besar Mixue berlokasi di Ziyang, Provinsi Sichuan, dan memasok sekitar 80% produksi jeruk Tiongkok.

Pendapatan biaya waralaba hanya menyumbang 1,9 persen dari pendapatan Mixue, terutama dari penjualan bahan dan peralatan ke toko. Biaya toko juga berperan. Jaringan saingan Mixue, Heytea dan Nayuki Tea & Bakery, membuka toko besar yang sebagian besar berada di Shanghai dan mal perkotaan yang padat penduduknya. Sebaliknya, Mixue memfokuskan tokonya di kota-kota kecil, di mana masyarakatnya memiliki pendapatan rata-rata yang relatif rendah dan sebagian besar hanya membeli makanan untuk dibawa pulang.

Toko minuman keras ini telah menarik banyak anak muda Tiongkok yang ingin membeli. Apalagi kebijakan ketat “zero covid” yang diterapkan Tiongkok berdampak pada perekonomian sehingga tingkat pengangguran pekerja usia 16-24 tahun menjadi 19,9 persen pada Juli 2022.

Gaji pokok sebagian besar orang Tiongkok adalah antara 3000-4000 yuan atau sekitar 413-551 dolar. Oleh karena itu, munculnya rantai ini telah berkontribusi pada perbaikan situasi pengangguran lokal.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Kabinet Adalah Terdiri dari Menteri, Ini Daftarnya di Indonesia Tahun 1945-2023
Next post Agensi Yun Sung Bin – Jihyo Twice Kompak soal Klarifikasi Kabar Hubungan Asmara