Bank Indonesia Ajak Investor untuk tidak Wait and See

Read Time:1 Minute, 30 Second

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengimbau investor berhenti wait and see atau tidak ragu berinvestasi karena Indonesia memiliki potensi besar yang bisa terus berkembang.

“Saatnya berhenti menunggu dan menonton.” “Jika berinvestasi sekarang, peluang memperoleh keuntungan lebih besar dibandingkan jika berinvestasi nanti,” kata Perry Warjijo saat membuka Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (3/5/2024).

Ia menghimbau semua pihak untuk optimis terhadap perkembangan perekonomian Indonesia ke depan, mengingat perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5,05 persen pada tahun 2023, ketika banyak negara yang memiliki tingkat pertumbuhan di bawah 5 persen dan sebagian juga sedang berjuang melawan inflasi.

Menurut dia, perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh positif pada kisaran 4,75 hingga 5 persen pada tahun ini dan 4,8 hingga 5,6 persen pada tahun 2025, didukung oleh kinerja ekspor, konsumsi, dan tingkat investasi masyarakat kelas menengah dan atas.

“Kinerja perekonomian Indonesia masih belum optimal (di bawah potensi output), sehingga masih ada ruang untuk pertumbuhan.” “Kinerja perekonomian kita akan terus membaik,” kata Perry.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai puncaknya pada tahun 2027. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, kata dia, pihaknya kini fokus memastikan laju inflasi tetap terjaga di kisaran 2,5 plus minus 1 persen dalam dua tahun ke depan.

Ia mengatakan Bank Indonesia memperkirakan tingkat inflasi tahunan akan mencapai 2,8 persen pada tahun 2024 dan turun menjadi 2,6 persen pada tahun berikutnya. Perry juga menyoroti potensi pertumbuhan perbankan yang menurutnya masih ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar dua digit atau sekitar 11 hingga 13 persen.

Untuk mendorong pertumbuhan tersebut, dia mengatakan pihaknya akan terus memberikan insentif likuiditas untuk membantu perbankan memperluas penyaluran kredit. Dia mengatakan, total stimulus yang disiapkan sebesar Rp268 triliun, namun yang terpakai hanya Rp150 triliun.

“Semakin besar pinjaman yang diberikan, maka semakin besar pula stimulus likuiditas yang akan kami berikan,” kata Perry.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Cristiano Ronaldo, Selangkangan, dan Hinaan ke Suporter
Next post Jelaskan Soal Penyakitnya, Netizen Salfok ke Jumlah Gelang Kartika Putri