Hebat, Drone Terbaru China Mampu Membelah Diri

Read Time:2 Minute, 24 Second

JAKARTA – Ilmuwan Tiongkok dilaporkan telah mengembangkan jenis drone modular atau dikenal dengan self-splitting yang terinspirasi dari biji maple.

Sistem drone baru ini dapat menyerang wilayah udara musuh dan membingungkan sistem pertahanan anti-drone dan anti-pesawat. Laman Interesting Engineering pada Rabu (20/3/2024) melaporkan bahwa drone tersebut dapat terbelah menjadi dua, tiga, atau bahkan enam drone yang lebih kecil dalam sekejap mata.

Subunit drone ini terinspirasi oleh biji maple dan dapat memicu peperangan drone jenis baru. Setiap subunit drone yang dapat dilepas diklaim memiliki bilah dan dapat melayang bebas seperti drone pada umumnya. Para peneliti menjelaskan bahwa subunit drone ini dapat melakukan fungsi tertentu seperti komando, pengintaian, pelacakan, dan bahkan serangan.

Teknologi ini dikembangkan oleh Profesor Shi Zhiwei dari Universitas Aeronautika dan Astronautika Nanjing. Drone baru ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun di lapangan. Namun, South China Morning Post (SCMP) melaporkan bahwa kemajuannya lambat karena efisiensi penerbangan turun secara signifikan ketika menggabungkan drone tradisional.

Masa depan perang drone?

Shi dan timnya mempublikasikan temuan mereka dalam makalah peer-review di jurnal Acta Aeronautica et Astronautica Sinica. Makalah tersebut menyatakan bahwa tim tersebut telah berhasil menjawab tantangan dalam merancang kombinasi drone dengan efisiensi penerbangan hampir dua kali lipat dibandingkan drone multirotor dengan ukuran serupa.

Tim menjelaskan bahwa ketika subunit drone yang dapat dipisahkan bekerja sama, mereka dapat terbang lebih cepat dan menempuh jarak yang lebih jauh dibandingkan secara individu. Bahkan setelah dipisahkan dari grupnya, drone ini masih memiliki efisiensi penerbangan 40% lebih tinggi dibandingkan drone kecil tradisional.

SCMP melaporkan bahwa ini adalah pertama kalinya drone kombinasi terbukti lebih unggul dibandingkan drone individu dalam kondisi penerbangan apa pun. “Kombinasi desain dan teknologi pemisahan udara dapat semakin meningkatkan efektivitas penggunaan drone,” jelas Profesor Shi.

Untuk mencapai hal ini, tim mengambil inspirasi dari sumber yang tidak biasa: biji maple. Struktur unik benih, termasuk kotiledon mirip sayap yang berputar mengelilinginya, memberikan daya angkat dan memungkinkannya mengapung atau bahkan naik dalam kondisi berangin.

Drone yang terinspirasi dari biji maple

Tim Shi mengusulkan agar drone yang terinspirasi dari biji maple dapat digunakan dalam perang di masa depan, khususnya melawan kawanan drone. Namun, tantangannya adalah merakitnya untuk penerbangan jarak jauh yang efisien.

Untuk itu, setelah beberapa kali percobaan, mereka melakukan pengujian terowongan angin secara ekstensif dan akhirnya menemukan bentuk bilah yang mendukung efisiensi penerbangan gabungan dan penerbangan tunggal. Selama uji terbang, gabungan bodi dan individu drone terbukti sangat stabil.

Namun, kecepatan terbang maksimum dari gabungan drone yang dapat dipisahkan tidak sebanding dengan beberapa drone militer berperforma tinggi. Namun hal ini mungkin tidak menjadi masalah, karena fungsi gabungan drone hanyalah untuk menembus wilayah udara musuh.

Setelah itu, drone akan berpencar, memungkinkan gerombolan tersebut mengatasi pertahanan musuh dengan jumlah mereka yang banyak. Para peneliti berpendapat bahwa seorang prajurit dapat membawa banyak modul, sehingga memungkinkan berbagai jenis dan jumlah drone dirakit untuk menyelesaikan misi. SCMP menjelaskan bahwa hal ini akan memberikan keuntungan taktis bagi Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) dibandingkan lawan-lawannya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 7 Penemuan Misterius di Tembok Besar China
Next post Penjelasan BMKG Soal Pria yang Tersambar Petir Saat Main Sepak Bola di Stadion Siliwangi