Dana Indonesiana Dukung Peningkatan Kreativitas Sineas Lokal

Read Time:2 Minute, 5 Second

JAKARTA – Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid menjelaskan, Dana Indonesia menggunakan hasil operasional Dana Kerja Sama Kebudayaan. Manfaatnya akan dirasakan oleh seniman dan budayawan, serta sineas lokal.

Menurut Hilmar, tujuan utama Dana Indonesia adalah menempatkan masyarakat, pelaku kebudayaan sebagai penggagas dan penggerak kemajuan kebudayaan. Seiring berjalannya waktu, Dana Indonesia berkontribusi dalam membangun landasan yang kokoh bagi pertumbuhan dan kemajuan kebudayaan di Indonesia.

Hilmar mengatakan anggaran Indonesia untuk memperkuat ekosistem budaya di Indonesia. Model konkrit merupakan salah satu jenis kegiatan sosial budaya. Ini mencakup seni, studi budaya dan bahkan partisipasi dalam acara budaya internasional.

Baca juga: Kemendikbud dorong ruang publik sebagai tempat kemajuan kebudayaan.

“Kegiatan-kegiatan ini menjadi insentif yang kuat bagi para seniman dan budayawan Indonesia untuk lebih kreatif dan meningkatkan kreativitasnya,” ujarnya melalui siaran pers, Minggu (3/10/2024).

Saat ini kehadiran Dana Indonesia menjadi insentif tersendiri bagi para sutradara atau penyelenggara Festival Film Purbalingga. Mereka sangat bersedia melaksanakan program tahunan ini untuk merangsang kreativitas para sineas lokal. Mereka mengelola rekening bank Indonesia sebesar Rp 2,5 miliar per tahun.

Direktur Festival Film Purbalingga Nangki Nirmanto mengatakan mereka akan mulai menerima dana Indonesia pada 2022. Saat ini masih dalam tahap evaluasi panitia seleksi. “Makanya akan dibentuk panitia seleksi. “Kami tidak memposting atau mendaftar,” katanya.

Baca juga: Mendukung Ketahanan Pangan yang Dikelola Industri Pangan Dongdala Kemendikbud

Nangki mengatakan, pencairan Dana Indonesia merupakan apresiasi atau penghargaan atas kesetaraan mereka. Bahkan, sejak tahun 2007 Purbalingga Film Festival telah digelar. Ia mengatakan, dana program Dana Indonesia diterima dari sektor pengembangan usaha.

“Kami sangat senang dengan dana tersebut,” katanya. Melalui anggaran tersebut, mereka menyelenggarakan acara dan berbagai kegiatan yang meningkatkan kualitas. Di antaranya adalah produksi film oleh para sineas asal Purbalingga dan sekitarnya.

Para pembuat filmnya adalah siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Nangki mengatakan, setiap tahunnya, kegiatan Festival Film Purbalingga mampu memproduksi hingga 20-30 film karya sineas lokal. Sebuah tim dibentuk untuk membantu pembuatan film tersebut. Dimulai dengan eksplorasi ide, produksi, bahkan publikasi.

Film-film yang fokus pada isu-isu lokal ditayangkan melalui siaran langsung. Sebelum Dana Indonesia ada, mereka hanya bisa membuka 16 layar. “Setelah Dana Indonesia tersedia, buku bisa dibuka untuk menonton layar hingga 30 karakter,” ujarnya. Kemudian 20 sekolah ikut serta dalam pembuatan film tersebut.

Nangki mengatakan mereka masih berusaha untuk pulih. Hal ini dilakukan dengan menciptakan ruang kelas informal untuk komunitas film lokal. Demi meneruskan kehadiran para sineas di wilayah Purbalingga dan sekitarnya di masa yang akan datang. Nangki berharap inisiatif Dana Indonesia yang bersumber dari Dana Pemberdayaan Pendidikan ini terus berlanjut.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Game Hello Cafe Resmi Rilis, Cocok Buat Isi Waktu Luang Saat Puasa Ramadan
Next post 3 Poin yang Jadi Bahasan Utama Rapat Koordinasi Persiapan Idul Fitri 2024